Senin, 24 Desember 2012

Red Telesonic Radio

Mendengarkan radio adalah satu-satunya hiburan  sampai dengan tahun 1978 saat saya sebelum masuk Sekolah Dasar (SD) dan satu-satunya peralatan elektronik yang kami miliki. Radio itu mereknya Telesonic warna bodinya  merah. Radio itu diletkakan di atas lemari pendek di ruang keluarga, antenanya diberi kawat tambahan diuntir-untir kemudian diikatkan diplafon rumah kami.  Saat itu belum ada listrik, jadi untuk penerangan malam hari menggunakan lampu minyak patromak, supaya Telesnonic merah dapat bersuara maka diberi sumber daya battray.

Waktu-waktu mendengarkan radio seingat saya pada pagi hari, siang hari, dan malam hari. Biasanya sebagai pendengar setia dan operator adalah Uwak (kakak bapak), kami memanggilnya WakNgah. Pagi subuh dan malam di band SW mendengarkan siaran berita luar negeri,   masih terngiang-ngiang ditelinga adalah radio Australia berbahasa Indonesia dengan suara pembukaan siaran seperti  suara burung bersahutan. WakNgah mengerti bahasa Belanda, Inggris dan Jepang, jadi siaran-siaran berbahasa  tersebut didengarkannya juga. Kalau siang mendengarkan sandiwara radio butir-butir pasir di laut di Radio Republik Indonesia (RRI) yang episodenya banyak sekali.


Sekarang, disaat saya gemar mengoleksi radio transistor, timbul rasa kangen dengan radio transistor Telesonic merah   dan ingin memiliki kembali. Setiap hari kalau ada kesempatan browsing di internet kalau ada kolektor radio transistor yang ingin menjualnya, kalaupun ada sudah terjual. Pada saat saya kuliah S1 di Yogyakarta memang sudah mendapatkannya tapi warnanya biru,  radio transistor Telesonic  warna merah yang saya inginkan. Saat ini  saya sedang studi di Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta tempat  yang tepat untuk mencari radio.  Kenapa saya ngotot ingin memilikinya kembali? Karena pada saat saya belajar membuat pemancar AM saat kelas satu Sekolah Menengah Pertama (SMP) radio tersebut komponen-komponenya saya donorkan, sedangkan bodinya dibuang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar