Mungkin saat ini mendengarkan radio merupakan hal yang "aneh", ya sekarang jarang sekali kita melihat orang mendengarkan radio apalagi menenteng radio kecil atau dikalungkan dileher. Suatu hari saya kedatangan teman kuliah
di Pasca UGM, dia kaget begitu masuk kamar saya, ini radio ya Pak? saya
terakhir melihat radio saat SMP katanya, orang ini mengejek apa memang
kaget. Agar tidak dibilang manusia jadul saya tunjukkan saja koleksi
radio-radio saya sambil memberi penjelasan. Memang zaman sudah berubah tapi tidak semestinya media ini ditinggalkan, masih cukup efektif apalagi wilayah nusantara ini yang luas.
Hobi mendengarkan radio dimulai sejak radio tape stereo merek JVC yang dibeli orang tua saya pada tahun 1982 saat saya kelas 5 SD seharga Rp 30.000 diizinkan masuk kamar tidur. Radio tape ini termasuk sangat modern didukung dengan desainya OK dan warna silver. Sejak saat ini musik dan berita menjadi bagian hidupku. Dari mendengarkan radio ini pula saya mengenal ngebrik dan elektronik khusunya pemancar. Keberadaan radio ini sampai kelas 2 STM karena dibawa ke Yogya oleh kakak saya, selanjutnya itu tape deck dan radio kecil yang menemani saya.
Zaman keemasan radio puncaknya saat sandiwara radio "mewabah", tokoh-tokoh seperti Brama Kumbara, Mantili, Kakek Jabat, Sasongko siapa lagi ya? sudah lupa, selalu ditunggu-tunggu. Sebelumnya telah ada sandiwara radio di RRI butir-butir pasir dilaut, tapi agak membosankan episodenya banyak sekali. Kalau berita jangan ditanya, saat itu seluruh stasiun swasta wajib menyiarkan berita RRI hampir setiap jam. Tidak ketinggalan juga saya mendengarkan BBC terutama program teknologi. Hobi mendengarkan radio terus berlanjut, saat kuliah perlengkapan tape radio FM dan radio kecil SW wajib ada, radio kecil SW untuk mendengarkan siaran BBC, RANESI, VOA, MOSKOW, ABC dan teman-teman yang ngebrik di 80 meter band.
Mendengarkan radio telah "mendarah daging", hampir di tempat-tempat tertentu ada radio termasuk di kantor. Saat inipun selagi saya kuliah pasca sarjana radio menjadi syarat, setelah saya mendapatkan kamar kost selanjutnya "berburu" radio, kenapa berburu? ya radio yang diinginkan susah didapat. Radio di meja untuk mendengarkan siaran FM biasanya saya mendengarkan RRI dan salah satu stasiun yang programnya musik jazz dan lagu-lagu lama. Radio di ranjang utnuk mendengarkan siaran luar negeri dan teman-teman ngebrik.
Ada yang menarik saat saya pulang kampung dua minggu yang lalu, istri saya juga sudah mulai mendengarkan radio yang sebelumnya cuek aja. Sambil masak, beres-beres rumah diiringi siaran radio, tapi seleranya stasium yang "heboh", anak muda, seperti OZ FM dan Andalas FM. Tidak ketinggalan anak saya yang kelas 2 SD, suatu ketika dia menunjukkan tugas sekolah diminta untuk menuliskan nama-nama benda, Paa.... betul gak ini kan radio? anak saya bertanya, betul jawab saya mantap sambil membatin bagus anak saya sudah kenal radio. Mungkinkah kah radio akan hilang seiring perkembangan zaman?