Rabu, 16 Januari 2013

Pemancar AM 80 Meter Praktis

Ngebrik di 80 meter band dengan mode AM bagi sebagian breaker masih merupakan favorit,  walaupun tidak efisien dalam bandwidth dan power. Mode AM lebih leluasa dalam penggunaan modulasi, tentunya kita harus lebih bijak penggunaan power dan modulasinya. Walaupun merakit pemancar AM lebih mudah dari SSB, tidak sedikit pemula mengalami kesulitan merakitnya. Di sini saya mencoba berbagi merakit pemancar transistor AM 80 meter dengan RF PA menggunakan low cost mosfet dengan skema yang biasa saya gunakan. Skema ini merupakan desain terakhir saya, sederhana dengan ouput power hampir 80 W.

Hal pertama yang perlu diperhatikan adalah  box, kalau anda hanya untuk sekedar mencoba merakit tentunya box tidak menjadi pertimbangan, tetapi kalau anda serius box menjadi perhatian. Biasanya apabila pemancar telah jadi, tetapi boxnya jelek kita akan mengganti kembali, maka desainlah box yang cantik. Box sebaiknya menggunakan alumunium, ukuran disesuaikan dengan tata letak komponen.  Perkirakan tata letak komponen, terutama komponen-komponen bagian final yang mengandung RF seperti varco logam dan tank coil jangan sampai terjadi umpan balik.
1. Merakit Rangkaian Osilator
Rangkaian osilator  merupakan bagian pertama yang dirakit, mulailah dengan membuat PCB, anda bebas menggunakan jenis PCB dan teknik pembuatannya. Rangkaian osilator ini terdiri dari dua tingkat, rakitlah satu tingkat terlebih dahulu. Gunakan kapasitor polystyrene untuk C yang terhubung seri antara basis dan ground. Lilitan osilator harus  rapat dan tidak goyang, untuk RFC pada kaki emitor tranasistor apabila anda tidak memiliki RFC 2,5 mH 100 mA dapat menggunakan trafo IF, lepaskan kapasitornya, gunakan yang kaki dua. Setelah komponen terpasang pada PCB, pasanglah kabel untuk power supply dan kabel untuk varco (implementasinya kabel pendek saja dan tidak goyang), gunakan varco hanya satu gang. Apabila tidak ada yang salah signal sudah bisa dimonitor di radio SW, coba anda perhatikan apakah frekuensi bergeser  signifikan. Apabila osilator selalu bergeser gantilah C polystyrene, biasanya kualitas kapasitornya yang buruk.


Lanjutkan pemasangan komponen untuk tingkat kedua, output osilator menggunakan kabel coaxial 50 ohm. Setetah selesai coba anda cari orang yang lagi ngebrik mode SSB, beat frekuensi tersebut, biasanya anda sudah dapat memonitor dengan baik dan perhatikan berapa lama osilator anda bergeser dengan mendengarkan tone-nya. Anda bisa search di google syarat-syarat kesetabilan VFO konvensional.


2. Merakit Rangkaian Buffer-Driver-Final
Sambil menjajal osilator anda persiapkan untuk merakit bagian buffer, driver dan final. Mulailah dengan membuat membuat PCB, biasanya saya lakukan dengan pemasangan komponen pada  sisi tembaga, sehingga tidak melakukan pekerjaan pemboran. Setelah selesai PCB lanjutkan pemasangan komponen, kerjakanlah hanya pada bagian driver sampai C koplingnya. Untuk menjajal rangkaian ini hubungkanlah kabel coax dari rangkaian osilator dan kabel power supply, ouput driver setelah C kopling pasang lampu keci 12 V dengan ground.  Hidupkan osilator pada frekuensi 3,5 Mhz, kemudian hubungkan tegangan buffer-driver, apabila rangkaian benar lampu akan menyala dan singnal di radio anda bertambah besar.



Mulailah dengan membuat trafo modulasi, lilitan drain final dan tank coil seperti keterangan pada skema. Lanjutkan pemasangan komponen untuk bagian final, pastikan heat sink transitor sudah terpasang. Hubungkan supply tegangan bias (input 7805) ke sumber tegangan 12 V,  Atur tegangan bias mosfet 2 V diukur pada kaki tengah potensio terhadap ground. Hubungkan ouput pemancar anda ke SWR/Power dan dummy load, hubungkan tegangan 60-75 V DC pada rangkain final melalui fuse 3 A. Apabila rangkain benar power SWR menunjukkan pada harga tertentu, aturlah tap pada tank coil dan putar-putar varco lagam sampai didapatkan power maksimal. Apabila anda menggunakan feeder  TV sebagai penghantar antena gunakan varco logam dua gang  renggang, menggunakan feeder coax gunakan varco logam dua gang rapat.


Setelah rangkain bekerja baik, selanjutnya finishing, anda bisa merancang saklar zerro beat dan sistem relay (switch break). Rapihkanlah pengkabelan, anda dapat memasang level  utuk memudahkan tuning final dan lampu indikator untuk mempercantik tampilan. 

   

Sabtu, 05 Januari 2013

Meramaikan AM 80 Meter

Setelah menghidupkan pemancar Imek yang satu-satunya breaaker AM di Bandar Lampung, saya kembali bergrilya mengunjungi rekan-rekan eks breaker 100 meter. Target pertama adalah breaker yunior saat era 100 meter selanjutnya breaker senior. Suatu hari setelah pulang kerja saya mengunjungi Mirza beaker 100 meter yang saat itu terkenal yang selalu minta report karena pemancarnya  terlalu sering direpair (dikoprek) tapi selalu brooming. Sampai di rumah Mirza saya menceritakan maksud kadatangan saya, lagi-lagi pertanyaan yang muncul mengganggu TV nggak ? sayapun menjelaskan panjang lebar. Mirza sangat merespon dan sangat mendukung. Setelah mengobrol "ngalor ngidul" sambil minum kopi sayapun pamit pulang karena hari sudah sore.

Malam harinya saya mendapat telepon dari Mirza yang mengajak untuk berkunjung ke kediaman Nawawi bersama Ismet, ternyata Mirza telah menghubungi Ismet rekan breaker era 100 meter juga. Kami bertiga berangkat ke kediaman Nawawi di Natar Lampung selatan, sampai disana sudah menunggu Nawawi dengan satu rekan lagi namanya Oni kamipun berkenalan. Oni sedang utak-atik PCB  pemancar AM 80 meter, sepertinya baru akan membuat pemancar. Suasana semakin asyik bernostagia lagi saat ngebrik di 100 meter, tetapi Oni masih malu-malu untuk ngobrol, maklum baru kenal. 

Singkat cerita, saya mencoba membangun komunikasi dengan Oni, ternyata beliau termasuk breaker satu angkatan dulu tinggal Talang Padang Lampung Selatan. Oni berhasil merakit pemancar dengan desainya sendiri, terakhir beliau telah merakit pemancar tabung. Saya dan Oni semakin akrab karena hobi yang sama, sehingga perjuangan untuk meramaikan AM 80 mendapat tambahan energi, kami berduet mengunjungi rekan-rekan breaker senior. Satu rekan spesial pemancar tabung Hendra Vodca berhasil kami ajak untuk ngebrik kembali, dalam waktu singkat dia telah merakit pemancar tabung dengan sisa-sisa komponen yang dimiliki.

Hendra Vodca

Di era 100 meter Hendra juga siaran "gelap" di SW dengan radio Vodca-nya, sangat banyak fansnya sampai kota-kota kabupaten. Bersama Hendra Vodca kami terus berlanjut menghubungi rekan-rekan breaker lama, menjumpai Aan pemancar tabungnya masih ada siap untuk ngebrik kembali, menjumpai Dedi Bily Jean yang dulu siaran "gelap" juga tapi tidak bisa ngebrik kembali pemancarnya ada di atas plafond rumahnya, Yori juga ingin ngebrik kembali. Pemancar Yori sungguh tragis ditemukan di belakang rumah lamanya telah ditutupi oleh tumbuhan menjalar, syukur ditutupi tumbuhan menjalar ini kalau tidak sudah diambil tukang rongsok.

Pemancar Aan


Pemancar Yori

 Dari kiri; Mirza, Hendra,Yori, Nurharis, Ismet, Nawawi, Imam, Jamal, Oni,
saat Idul Fitri 2011

Rasanya sudah cukup perjuangan kami menghidupkan dan meramaikan AM 80 meter Bandar Lampung, diharapkan terus berkembang. Karena sesuatu hal harus keluar daerah selama dua tahun mendatang, pemancar tabung saya titipkan ke Sugriwo breaker dari Jawa yang telah menetap di Bandar Lampung, karena merasa cocok akhirnya pemancar tersebut dibayarin olehnya. Sampai saat ini saya belum sempat merakit pemancar milik sendiri lagi, mudah-mudahan dua tahun mendatang masih ada yang ngebrik.

Foto by Oni dan Ismet

Kamis, 03 Januari 2013

Radio Telesonic NT 903

Radio transistror telesonic ini saya peroleh di pasar Kranggan Yogyakarta saat akan selesai studi S-1 tahun 2000 dalam keadaan mati total. Saat itu sebenarnya hanya ingin mencari varco logam, di trotoar saya  melihat seorang ibu tua menjajakan loakan radio tua dan komponen elektronik, termasuk varco logam yang saya cari. Seperti tidak butuh saya tanyakan harga radio dan varco logam,  semuanya Rp 15.000,- setelah tawar menawar sedikit, langsung saya bayar.


Sampai di kost saya bersihkan  radio telesonik lawas warna biru, betapa senangnya tenyata radio ini masih menggunakan varco logam. Beberapa hari kemudian mulai perbaikan, karena PCB rusak parah saya putuskan untuk membuat baru. Proses pembuatan PCB baru sederhana, PCB lama dilepas komponennya kemudian ditempelkan pada PCB baru dengan ukuran dan bentuk yang sama.  Selanjutnya pengeboran mengikuti PCB lama, setelah PCB baru dibor dilanjutkan dengan menggambar jalur-jalur mengikuti pola PCB lama, selanjutnya proses pelarutan. Setelah pelarutan selesai dan dibersihkan dilanjutkan pemasangan komponen dan perakitan kembali. Sedikit tuning pada osilator dan IF radio telesonic ini sudah bisa bernyanyi.

Ketika pembuatan PCB baru, saya juga merubah rangkaian PA menggunakan IC LM 386 sehingga rangkaian lebih sederhana. Saat itu saya tidak memikirkan bahwa nantinya radio telesonic lawas ini akan lebih bermakna dalam keadaan original.

Selasa, 01 Januari 2013

Dijual Radio National Kecil R4250Y


Merek : National

Model : R4250Y

Band : MW 530-1600 kHz
           SW  2,3-7 MHz

Sumber tegangan 3 V, dua buah battery UM-1

Produksi : National Gobel Indonesia

Kondisi  baik, orisinil, belum pernah rusak.
Kekurangannya hanya pada pisiknya agak kusam, maklum dimakan usia dan kabel speaker, battery dan antena telah disolder ulang. Sangat cocok untuk anda yang hobi ngebrik AM di 80 meter.






Jika anda berminat dapat menghubungi 081279150553 (SMS only), SOLD ke Pangkalanbun Kalimantan. Belum termasuk ongkos kirim dan packing kayu. 

Memburu Radio lawas Di Pasar Klitikan Yogyakarta

Pasar Klitikan Pakuncen Yogyakarta boleh dikatakan surganya bagi penggemar barang lawas walaupun belum begitu banyak penjual yang menyediakan barang lawas elektronik. Barang-barang era kini juga tersedia seperti phone cell, spare parts motor mobil, pakaian sampai asesoris yang berada di lantai dasar bagian belakang dan lantai dua. Untuk barang-barang lawas terletak di lantai satu (dasar) bagian depan,   kios favorit saya terletak di pojok kiri.

Pasar Klitikan Pakuncen ini sebelumnya berada di jalan Mangkubumi, masih tradisional dengan lapak-lapak dagangan berjejer di depan toko-toko, tentu saja ilegal. Sewaktu saya kuliah S1 sering ke sana hampir setiap malam minggu, ramai sekali sehingga memacetkan lalu lintas, sampai saat ini pun pasar Klitikan Pakuncen sangat ramai pada malam hari. Penjual barang lawas biasanya tutup pada siang hari karena harus mencari barang lawas ke berbagai daerah.


Sebagai penggemar pemancar dan radio lawas tentunya barang-barang yang saya cari adalah radio, komponen-komponen dan asesoris elektronik lawas. Biasanya saya setiap awal bulan ke pasar Klitikan Pakuncen hanya sekedar jalan-jalan, kalau beruntung ketemu barang yang kita inginkan. Karena sudah sering ke sana saya sudah kenal baik dengan penjual di kios favorit saya namanya Agung sehingga untuk membeli tidak lagi tawar menawar. Pak Agung memberi harga spesial untuk saya, tentunya saya telah cek harga barang yang saya inginkan di google. Ada trik yang sebelumnya saya lakukan, kalau saya menawar tetapi belum dikasih oleh penjual, saya tetap bertahan dan meninggalkannya. Beberapa hari kemudian balik lagi, biasanya harganya turun, ya karena penjual tersebut bukanlah pemilik modal yang besar, butuh perputaran,  jadi untung sedikit sudah cukup bagi mereka.